Tahapan SDLC (System development life cycle): Pengertian, Fungsi dan Model

Tahapan SDLC – Systems development life cycle atau disingkat SDLC adalah istilah dalam bidang teknologi yang berupa siklus perencanaan, pengembangan, hingga perawatan jangka panjang produk sistem informasi. SDLC dibutuhkan oleh para programmer dan developer agar langkah kerja terstruktur searah dengan tujuan pembuatan software/program.

SDLC juga dipahami sebagai tahapan kerja yang terkerangka dengan sistematis guna menghasilkan sistem yang berkualitas tinggi. Sistem ini mencakup rencana pengembangan, pemeliharaan, serta penggantian dan perawatan perangkat lunak sesuai permintaan klien. Agar bisa mencapai itu semua, diperlukan tahapan SDLC yang terkonsep secara matang.

Pengertian SDLC

Pengertian SDLC

SDLC dalam bahasa Indonesia disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem, yaitu sebuah siklus yang dipakai untuk membuat atau mengembangkan sistem informasi dengan tujuan problem solving secara efektif dan efisien.

Pengertian SDLC Menurut Para Ahli

  • menurut Azhar Susanto  (2004:341) – “System Development Life Cycle (SDLC) adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi yang popular pada saat sistem informasi pertama kali dikembangkan.”
  • Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani, AK., CA. (2017) – “SDLC adalah proses logika yang digunakan oleh seorang analis sistem untuk mengembangkan sebuah sistem informasi yang melibatkan requirments, validation, training dan pemilik sistem.”

SDLC berbentuk kerangka yang memuat langkah-langkah strategis untuk pengembangan perangkat lunak dalam jaringan sistem informasi.

Tahapan-Tahapan SDLC

Systems development life cycle

SDLC mulai diperkenalkan sejak 1960-an oleh para progammer perintis. Sejak masa itu, pada setiap tahapan kerja programmer telah terikat oleh prosedur terstruktur yang dibuat dengan tujuan meminimalisir kesalahan fatal dan potensi dampak buruk. Itulah cikal bakal tahapan SDLC sebagaimana saat ini dirumuskan dalam 10 langkah pokok. Berikut uraiannya.

1. Inisiasi

Inisiasi merupakan tahap pertama yang berupa pembuatan dan penyusunan proposal proyek. Ketika sebuah proyek sistem informasi hendak dibuat, diperlukan perencanaan sangat matang yang keseluruhan rancangannya dibuat dalam bentuk proposal proyek. Adapun ini proposal ini menjelaskan hal-hal mendasar dari proyek yang digarap beserta pembiayaan.

2. Pengembangan Konsep

Setelah proposal dibuat, langkah selanjutnya yaitu mengembangkan konsep berdasarkan garis besar yang telah dirancang pada proposal. Namun tidak selalu 100% karena bisa saja ada modifikasi ide dan tambahan inovasi lain berkaitan dengan konsep proyek. Pada tahapan ini developer dan programmer memetakan ruang lingkup konsep.

Baca Juga  PENGERTIAN CD, VCD, DVD: Sejarah, Jenis2, Kelebihan & Kekurangan

Pengembangan konsep juga menjelaskan tentang manajemen rencana beserta pengembangannya, analisis sistem dan area cakupannya, serta pokok-pokok lain yang sifatnya konseptual. Pada tahap ini pula akan dipelajari bagaimana sistem proyek dioperasikan beserta cara kerjanya.

3. Perencanaan Sistem

Perencanaan sistem meliputi pendefinisian tujuan yang hendak dicapai serta pembentukan tim beserta konsolidasi. Pada tahap ini juga dilakukan pengidentifikasian masalah yang berpotensi muncul, kemudian bagaimana harus menanganinya dengan pengembangan sistem. Penentuan strategi juga dilakukan sekaligus menentukan prioritas teknologi pada proyek.

4. Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan tahapan SDLC yang mencakup analisis kompleks terkait pengoperasian sistem ke depannya. Hasil analisis yang didapat berupa keunggulan serta kelemahan sistem, peran dan fungsi sistem, serta bagaimana pembaharuan dan perbaikan sistem yang bisa diterapkan jika terjadi masalah.

Analisis sistem terdiri dari perencanaan yang juga meliputi pengalokasian sumber daya, penjadwalan proyek (timeline kerja), perencanaan kapasitas, hingga estimasi dan penetapan biaya. Oleh karena itu, hasil dari analisis sistem inilah yang nantinya menjadi rancangan bagi pengembang dan manajer proyek untuk menjalankan sesuai konsep.

5. Desain

Pada tahapan ini, developer melakukan transformasi kebutuhan serinci mungkin. Desain yang hendak dibuat bagaimana, kemudian apa saja yang dibutuhkan dibuat dalam bentuk dokumen desain. Dokumen inilah yang nantinya akan memfokuskan sistem pada langkah-langkah pengoptimalan fungsi dan peran sesuai rancangan.

6. Perancangan Sistem

Pada tahapan ini, programmer dan developer sudah bisa mulai membuat software/program. Bisa dikatakan tahap ini adalah pembuatan prototype dan metadata yang nantinya berbentuk desain utama, komponen, serta pola wajib proyek gagasan. Hasil tahapan ini sudah bisa dilihat secara nyata dalam bentuk prototype.

Setelah mengerjakan spesifikasi utama, selanjutnya programmer dan developer merancang cetak biru, yaitu spesifikasi yang telah dibuat akan mulai dikembangkan. Tahapan ini seperti uji coba prototype sistem, sehingga bentuknya masih sangat beta dan perlu dicatat lagi apa saja kelemahan yang perlu diperbaiki.

7. Pengembangan Sistem

Setelah perancangan sistem selesai, tahapan SDLC selanjutnya yakni pembangunan dan pengembangan sistem. Pada tahap ini langkah kerja sudah cukup kompleks karena mulai eksekusi konsep yang digagas. Pada tahap ini pula rancangan yang masih berupa bayangan direalisasikan menjadi sistem informasi.

Baca Juga  Pengertian Firebase: Sejarah, Fungsi, Cara Kerja, Kekurangan dan Kelebihan

Contoh langkah kerja yang dilakukan pada tahapan ini adalah pembuatan basis data, mempersiapkan dokumen untuk coding, mempersiapkan standar prosedur, testing, repair, compile, hingga cleaning program. Serangkaian proses tersebut menghasilkan output software/program yang sudah mampu menjalankan fungsi serta siap uji coba lanjutan.

8. Integrasi dan Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan integrasi dan pengujian sistem sebelum akhirnya dilaunching. Developer akan mempresentasikan spesifikasi software yang dibuat pada dokumen yang berisikan kebutuhan fungsional. Dokumen ini nantinya akan diberikan kepada pihak terkait untuk mengatur penjaminan mutu bagi pengguna.

Adapun pengujian sistem berisi serangkaian uji coba untuk menentukan apakah output software/program bisa bekerja maksimalkan dan sudah layak dikomersialkan, atau masih harus dikembangkan ulang. Bagian terpenting uji coba ini sangat penting karena hasilnya akan berpengaruh terhadap publikasi proyek.

9. Implementasi

Tahapan SDLC implementasi yaitu tahap pelaksanaan yang melibatkan realisasi konsep ke dalam bentuk software/program secara langsung. Pada tahapan ini juga dilakukan resolusi berdasarkan rate masalah yang ditemukan pada tahapan pengujian. Masalah tersebut diselesaikan dengan menjalankan perintah terpadu yang mengedepankan integrasi.

10. Operasi dan Pemeliharaan

Pada tahap ini dilakukan pengoperasian dan pemeliharaan sistem, termasuk di dalamnya peninjauan potensi masalah yang mungkin muncul. Pemeliharaan sangat penting dilakukan karena data yang didapat dari tahap ini berguna bagi referensi perbaikan di masa mendatang. Ibaratnya dilakukan pemantauan terakhir selama penggunaan dengan user.

Pemeliharaan bersifat kontinuitas selama program/software masih dioperasikan oleh user. Programmer dan developer perlu memantau kendala apa yang didapati oleh user selama menggunakan hasil proyek sistem informasi, kemudian mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan guna merumuskan penyelesaian problem.

11. Disposisi

Disposisi merupakan tahapan terakhir dari langkah SDLC yang berupa pendeskripsian aktivitas berdasarkan pengembangan sistem yang telah dibangun. Selain itu, pada tahap disposisi programmer dan developer juga membangun data konkret yang didapatkan dari aktivitas user. Data ini digunakan untuk melakukan pembaharuan dan pengembangan lebih lanjut.

Fungsi SDLC

SDLC dirancang dengan memiliki fungsi utama untuk mengakomodasi dan menyediakan sarana komunikasi bagi developer dan klien. SDLC dibuat sebagai garis besar konsep rancangan produk sistem informasi yang akan dibuat, sehingga SDLC membagi secara jelas peran dan tanggung jawab developer, analis bisnis, desainer, serta manajer proyek.

Baca Juga  √ Pengertian GUI (Graphical User Interface): Sejarah, Fungsi, Contoh dan Kelebihan

Selain itu, SDLC juga berfungsi untuk memberikan gambaran serta mendeskripsikan bagaimana input dan output dari setiap langkah kerja yang dilakukan. Dengan demikian, dari sejak awal konsep dibuat hingga produk jadi, langkah kerja menjadi terstruktur dan sistematis. SDLC juga memberikan patokan apa yang harus dilakukan dan harus dihindari pada setiap tahapan pengembangan.

Model SDLC

Model SDLC

SDLC diperkenalkan sebagai tahapan dan langkah kerja terstruktur untuk memudahkan pihak yang terkait dengan proyek sistem informasi melihat potensi ke depannya. Ada beberapa model SDLC yang paling banyak dipakai, karena dinilai sangat membantu dalam proses pengembangan software/program. Berikut di antaranya.

1. Incremental

Model incremental melibatkan siklus pengembangan yang dibagi menjadi beberapa pengulangan kecil. Pengulangan ini sebagai bentuk evaluasi awal untuk mencegah terjadinya kerusakan di sektor yang telah dikembangkan. Pengulangan ini juga untuk mempermudah melalui serangkaian tahapan dari pengaturan hingga pengujian.

2. Agile

Model agile bersifat jangka pendek sehingga cocok digunakan pada proyek yang rentang waktunya cepat. Model ini juga adaptif dalam menghadapi persoalan yang ada. Pengembangan ini juga dinamis sehingga mudah disesuaikan dengan kondisi lapangan yang berubah-ubah.

3. V-Shaped

Model V-Shaped fokus kepada urutan dalam proses eksekusi. Setiap step dilakukan secara bertahap dengan penekanan pada bagian pengujian. Jadi sebelum melakukan coding, sudah dirumuskan akan dilakukan pengujian seperti apa, karena memang fokusnya untuk melewati tahap ujian sehingga bisa layak publikasi dan komersialisasi.

4. Spiral

Model spiral tergolong evolusioner karena mampu mengombinasikan step-step literatif dengan melibatkan lebih dari satu model protoype. Selain itu, model spiral juga sangat sistematis dalam merancang model sekuensial, di samping sangat ketat dalam eksekusi hingga tahap perbaikan ulang.

5. Waterfall

Model waterfall menggunakan pendekatan sekuensial dan sistematis. Maksudnya adalah setelah menyelesaikan satu tahapan, barulah beranjak ke tahapan berikutnya. Langkah kerja dalam model ini meliputi analisis sistem, rekayasa sistem, penulisan program, dilanjutkan pengujian serta pemeliharaan.

 

Leave a Comment